Pemerintah dalam waktu dekat akan menaikan harga BBM subsidi untuk mobil pribadi dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter.
Kondisi
ini tentunya membuat Anda harus lebih mengetahui teknik mengemudi yang
jitu agar hemat BBM, dan pastinya tidak membuat kantong jebol.
Lalu
langkah dan tips apa saja yang perlu diperhatikan? Berikut ini beberapa
kiat atau tips diberikan oleh Jakarta Defensive Driving Consulting
(JDDC):
1. Rencanakan Perjalanan
Bukan asal bergerak, dalam kondisi harga BBM yang tinggi, ekonomisasi diawali dari perencanaan perjalanan.
Biasakan
bertanya kepentingan sebuah perjalanan yang akan dilakukan, bisakah
diganti dengan opsi menelpon atau diganti dengan opsi mengirimkan SMS,
Email atau BBM atau ditunda pada jam–jam yang tidak sibuk (menghindari
kemacatan), ketimbang harus bertemu atau melakukan perjalanan pada saat
itu.
Mulai membiasakan untuk menetapkan selain kendaraan
pribadi, moda transportasi umum, transportasi perusahaan (shuttle)
sebagai opsi. Moda transportasi umum dalam kota yang kian memadai
seperti trans Jakarta, KRL, shuttle bus sudah dapat menjadi pertimbangan
bagi rute– rute komuter (rumah–kantor).
Jika opsi terakhir kendaraan pribadi adalah opsi terbaik, maka biasakan untuk memilah rute untuk memilih rute terbaik.
2. Memindahkan Gigi Transmisi Serendah Mungkin.
Pindahkan
gigi sesegera mungkin. Pindahkan gigi sebelum jarum RPM mencapai angka
2.500 untuk kendaraan berbahan Bensin, RPM 2.000 pada kendaraan dieseL.
Umur
komponen kendaraan pada bagian yang menghasilkan tenaga akan mengalami
penurunan akibat gesekan. Menurut perhitungan penurunan umur komponen
yang bergesek, semakin bertambah seiring setiap kenaikan putaran mesin.
Dengan
menggunakan putaran mesin yang rendah penurunan umur ini akan menjadi
terbatas dan impactnya adalah konsumsi bahan bakar pun akan berkurang.
3. Menggunakan Kecepatan Konstan
Jaga
agar selalu berada pada kecepatan konstan dengan cara menggunakan gigi
transmisi tinggi. Ketika berakselerasi energi dari BBM akan menggerakan
kendaraan, ini akan terbuang ketika kita melakukan perlambatan apakah
dengan mengangkat pedal gas ataupun dengan pedal rem.
Fenomena
ini akan terasa setelah Anda melakukan pengereman tajam, mau tidak mau
Anda harus mengembalikan kecepatan pergerakan dengan menginjak pedal gas
atau memutar tuas throttle kembali.
Saat pedal gas diinjak sederhananya valve injection atau valve di karburator akan menyemprot BBM ke ruang bakar.
4. Gigi Tinggi dan RPM Rendah
Opini
yang berpendapat pedal gas berhubungan dengan konsumsi BBM tidak
keseluruhannya benar pada mesin bensin. Pedal akselerator hanya
mengopersikan katup throttle/kupu-kupu yang mempengaruhi kuantitas udara.
Pada
dasarnya hanya mengakibatkan momen putar pada mesin, jumlah pemakaian
BBM dipengaruhi dari beban kerja mesin itu sendiri, semakin kecil
reduksi dari moment tenaga yang dihasilkan oleh mesin semakin kecil
pemakaian BBM.
Oleh karena itu, tenaga yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kecepatan konstan jelas lebih kecil dibandingkan adanya
akselerasi- akselerasi. Dengan demikian gigi tinggi dapat saja digunakan
pada kecepatan rendah tanpa khawatir adanya kerusakan (INGAT: range
2,500 – 2,800 RPM pada mesin bensin) dengan cara ini akan menghemat
konsumsi BBM tanpa merusak mesin.
5. Antisipasi Arus Lalu Lintas
Untuk
mendapatkan kecepatan konstan sangatlah penting untuk mengantisipasi
situasi traffic. Pengemudi dapat memilih lajur yang harus dilewati dan
mengurangi pengereman-pengereman ataupun akselerasi yang tidak perlu.
6. Lakukan Perlambatan dengan Halus
Saat melakukan perlambatan lakukan dengan halus, bertahap dengan gigi transmisi tetap masuk (tidak dengan netral).
Mobil-mobil yang dibuat di atas tahun 2000 umumnya dilengkapi dengan sistim injeksi elektronik yang memiliki fuel cut-off, yaitu kemampuan memutuskan supply BBM ke ruang mesin saat melakukan perlambatan mesin (Engine Brake).
Keuntungannya,
seorang pengemudi dapat mengangkat pedal gas setiap saat perlambatan
tanpa terlalu banyak dibantu dengan pengereman pada roda-roda.
Pada kendaraan yang menggunakan karburator tanpa eletronik fuel cut-off, membiasakan mengangkat pedal gal atau menutup tuas throttle secara halus dan menghindari pengereman tajam juga dapat membuat kendaraan menjadi lebih ekonomis.
7. Mengemudi di Lintasan Berbukit
Produsen
kendaraan membuat produknya dapat bergerak konstan dengan muatan penuh
pada RPM 1,000. Melakukan manajemen kecepatan di daerah perbukitan
sangatlah penting. Biasakan untuk melakukan pergerakan kendaraan dengan
menggunakan tenaga yang kecil.
Ini dapat dimungkinkan jika
putaran RPM diawali dengan rendah, pertahankan agar kendaraan bergulir
sedemikian rupa tanpa menggunakan RPM tinggi dan gigi rendah. RPM tinggi
pada permukaan licin (off road) sering membuat traksi pada roda
penggerak terlepas yang akhirnya kendaraan tidak mencapai permukaan yang
lebih tinggi.
Sering prinsip menggunakan RPM tinggi dan rendah menjadi suatu perdebatan pada topik ini, yang paling tepat coba lakukan.
8. Matikan Mesin saat Berhenti Sesaat
Ketika
memanaskan mesin pastikan tidak lebih dari 2 menit, pada mesin–mesin
modern sistim pelumasan telah memberikan hasil maksimal pada masa
tersebut.
Hal yang sama saat
mematikan mesin, hindari cara yang tidak benar dengan menekan-nekan
pedal gas sebelum mematikan mesin. Cara ini jelas akan meningkatkan
pemborosan BBM kendaraan Anda.
Matikan mesin jika memungkinkan, semisal saat berhenti menunggu palang pintu di lintasan KA, di traffic light atau menunggu seseorang di minimarket. Ketika mencoba menghidupkan jangan tekan pedal gas.
9. Menikung
Menikung dengan eco-driving dapat dicapai melalui beberapa faktor; Kecepatan–Arah Lintasan–Latihan. Pandangan harus jauh ke depan, lalu lakukan perlambatan sehalus mungkin, jika aman tanpa menggunakan pedal rem gunakan TITO (melebar-mengecil-melebar) dengan demikian faktor reduksi rotasi roda kecil.
Cara mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengerem tajam dan meningkung tajam selanjutnya berakselarasi dengan cepat (gaya racing) tidak saja akan meningkatkan pemakaian BBM tetapi juga memperpendek umur komponen-komponen kendaraan.
10. Bobot
Salah satu faktor eco-driving adalah berusaha menjaga muatan kendaraan agar tidak overweight. Semakin ringan muatan semakin ringan beban kerja dari mesin.
11. Faktor Aerodinamika
Proses manufaktur sebuah mobil salah satunya adalah test aerodinamika yang dilakukan melalui sebuah terowongan angin, semakin kecil hambatan angin yang diperoleh oleh sebuah mobil akan mempengaruhi konsumsi BBM kendaraan.
Pemakaian ban dengan permukaan lebar, penempatan rak diatas kendaraan, membawa barang-barang di luar kendaraan, membuka kaca pintu pada saat kecepatan tinggi akan mempengaruhi konsumsi BBM. (adi viva.co.id)
Matikan mesin jika memungkinkan, semisal saat berhenti menunggu palang pintu di lintasan KA, di traffic light atau menunggu seseorang di minimarket. Ketika mencoba menghidupkan jangan tekan pedal gas.
9. Menikung
Menikung dengan eco-driving dapat dicapai melalui beberapa faktor; Kecepatan–Arah Lintasan–Latihan. Pandangan harus jauh ke depan, lalu lakukan perlambatan sehalus mungkin, jika aman tanpa menggunakan pedal rem gunakan TITO (melebar-mengecil-melebar) dengan demikian faktor reduksi rotasi roda kecil.
Cara mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengerem tajam dan meningkung tajam selanjutnya berakselarasi dengan cepat (gaya racing) tidak saja akan meningkatkan pemakaian BBM tetapi juga memperpendek umur komponen-komponen kendaraan.
10. Bobot
Salah satu faktor eco-driving adalah berusaha menjaga muatan kendaraan agar tidak overweight. Semakin ringan muatan semakin ringan beban kerja dari mesin.
11. Faktor Aerodinamika
Proses manufaktur sebuah mobil salah satunya adalah test aerodinamika yang dilakukan melalui sebuah terowongan angin, semakin kecil hambatan angin yang diperoleh oleh sebuah mobil akan mempengaruhi konsumsi BBM kendaraan.
Pemakaian ban dengan permukaan lebar, penempatan rak diatas kendaraan, membawa barang-barang di luar kendaraan, membuka kaca pintu pada saat kecepatan tinggi akan mempengaruhi konsumsi BBM. (adi viva.co.id)